Minggu, 11 Juli 2010

The A-Team

Cast: Liam Neeson, Bradley Cooper, Sharlto Copley, Jessica Biel, Quinton Jackson, Yul
Director: Joe Carnahan
Writers: Michael Brandt, Derek Haas, Skip Woods Vazquez
Produksi: 20th Century Fox
Release Date: 11 June 2010 



Film dimulai dengan setting di Meksiko, Kolonel John “Hannibal” Smith (Liam Neeson) dan Templeton “Faceman” Peck (Bradley Cooper) disandera oleh kapten General Tuco yang korup. Melarikan diri melalui van yang dikemudikan asisten Bosco BA Baracus (Quinton “Rampage” Jackson) dan ahli penerbang helikopter HM “Howling Mad” Murdock (Sharlto Copley), keempat ahli prajurit membentuk unit komando elit yang dikenal sebagai The A-Team

 Dengan pengalaman delapan tahun dan 80 misi sukses, The A-Team direkrut oleh Agen CIA Lynch (Patrick Wilson) untuk menemukan beberapa piringan harta karun AS yang hilang. Satu ganda-silang (tetapi oleh siapa?) Kemudian mereka ditangkap, diadili, dipermalukan habis-habisan dan dihukum 10 tahun di penjara pemerintah. Tentu saja tidak ada penjara yang cocok untuk mengurung orang-orang seperti mereka dan beberapa  upaya melarikan diri terjadi yang akhirnya membawa tim kembali bersatu dengan balas dendam dalam pikiran mereka. 


 Bukan berarti mereka tidak dapat menemukan sedikit waktu untuk bersenang-senang selama melakukan misi. Aksi-aksi seperti tank “terbang”, menyeret B.A. untuk membawanya ke “pesawat sialan” dan membakar sebuah galangan kapal. Misi yang mereka pikul mungkin terasa egois dengan nada gelap, tapi pasti diimbangi oleh banyaknya faktor gurauan yang konsisten. 


Oleh karena penayangan film serinya telah berlangsung lebih dari 20 tahun lalu, maka pada film The A-Team versi layar lebar ini, semua pemerannya pun diganti dengan aktor-aktor baru. Hannibal yang dulu diperankan oleh George Peppard, kini digantikan oleh Liam Neeson. Dirk Benedict yang dulu memerankan Faceman, diambil alih perannya oleh Bradley Cooper. Kemudian Murdock yang dulu dimainkan oleh Dwight Schultz, kini diperankan oleh Sharlto Copley. Sedangkan B.A yang dulu diperankan oleh Mr.T, kini digantikan Quinton “Rampage” Jackson. Quinton sendiri adalah seorang jago beladiri Ultimate Fighting Championship (UFC) di Amerika.

Sebuah upaya aransemen sesungguhnya (yang banyak kita lihat di tahun ini), tindakan para aktor yang mempertaruhkan reputasi mereka dengan mengintepretasikan kembali karakter ikonik tersebut tentulah berani, tetapi apakah mereka berhasil? 


Film ini masih memperlihatkan beberapa unsur lama yang kental di serial televisinya, lihat saja mobil van “GMC Vandura” milik Baracus yang menjadi salah satu trademark serial televisinya bisa dilihat di saat aksi Kolenel John Smith dan B.A. Baracus menyelamatkan Peck dari Tuco dan militernya di awal cerita. Bagaimana kegilaan “Howling Mad” Murdock menerbangkan helikopter medis yang digempur habis-habisan oleh helikopter tempur Tuco, manuver yang gila menghindari tembakan senapan mesin dan rudal ini akhirnya membuat Baracus mengalami fobia terbang yang permanen.

Selain itu, aksi pertempuran udara juga ada di wilayah udara Jerman. Saat mereka melarikan diri dengan pesawat angkut Lockheed C-130 Hercules dan diserang oleh dua pesawat tempur drone Amerika (pesawat tempur tanpa awak yang dikendalikan dari jauh). Membuat mereka terjun dengan tank berparasut dan baku tembak di udara dengan cara yang tidak biasa, dan mereka selamat dengan cara yang tidak biasa juga.

Film The A-Team sangat familiar bagi Anda yang mengalami masa kecil di tahun 80an. Saat itu, The A-Team ditayangkan sebagai film seri di televisi nasional. The A-Team merupakan sebuah tim berisi Kolonel John “Hannibal” Smith, si Playboy Templeton “Faceman” Peck, si Gila H.M. “Howling Mad” Murdock, dan Bosco “B.A.” Baracus yang berbadan besar. Mereka semua adalah empat orang veteran perang Vietnam dari pasukan khusus Angkatan Darat Amerika yang berbalik menjadi buruan pemerintah, karena membelot dan membentuk tim tentara bayaran.

Seperti film The A-Team aslinya, keahlian yang dimiliki masing-masing anggota masih tetap sama. Hannibal yang menjadi pemimpin The A-Team, merupakan orang yang sangat ahli dalam penyamaran. Faceman yang paling ganteng di tim ini, memiliki keahlian dalam menipu orang, dan selalu mendapatkan apa yang diinginkan, termasuk juga masalah wanita. Murdock adalah seorang pilot yang mereka culik dari rumah sakit jiwa untuk melengkapi The A-Team, dan B.A yang merupakan ahli mekanik, namun menderita phobia terbang.


Selain para pemeran utama di atas, film The A-Team ini juga menampilkan Kapten Charisa Sosa (Jessica Biel) yang selalu mengejar ke manapun The A-Team berada. Dia juga adalah mantan pacar Faceman yang masih menaruh hati, dan sepertinya masih penasaran terhadap hubungan mereka. Selain itu ada juga Lynch, seorang agen CIA yang diperankan oleh Patrick Wilson. Di film ini, Lynch menjadi salah satu tokoh kunci dalam misi The A-Team yang eksplosif, dan juga menjadi salah satu 'pelindung' mereka.

Mengikuti ciri khas cerita dalam film serinya, film The A-Team menceritakan keempat veteran perang yang ditahan, karena dijebak dalam sebuah kejahatan. Bedanya, mereka diceritakan sebagai veteran perang Irak di era 'Dessert Storm, menyesuaikan dengan keadaan terkini. Sekeluar dari penjara, mereka berempat kembali berkumpul untuk membersihkan nama mereka, sekaligus menjadi tentara bayaran untuk menolong kaum tertindas. Inti cerita film The A-Team ini adalah bagaimana mereka masih mampu menolong orang-orang sambil melarikan diri dari kejaran pemerintah Amerika, dengan kemampuan dan skill mereka sebagai mantan pasukan khusus Angkatan Darat Amerika.


Meski film The A-Team bergenre action, namun selipan adegan lucu pengundang tawa tetap tidak hilang. Seperti pertengkaran antara Murdock dan B.A yang berisi dialog kocak, maupun phobia B.A terhadap terbang. Kadang, jika diharuskan terbang ke suatu tempat, anggota The A-Team yang lain harus memukul B.A sampai pingsan, atau memberinya obat bius agar bisa dibawa terbang.

Sebagai film action, The A-Team juga menyertakan adegan-adegan perkelahian yang seru, maupun scene pertempuran dengan special effect yang lebih modern dibandingkan film serinya. Namun begitu, adegan perkelahian maupun pertempuran yang dilakukan tidak lantas berlebihan dengan banyaknya darah yang ditampilkan. Justru sebagai film action, film The A-Team terbilang sangat sedikit menampilkan adegan berdarah. Ini tentu bisa mengulang keberhasilan film The A-Team serial sebagai film keluarga yang sangat menghibur.